JAKARTA — Polda Metro Jaya menegaskan komitmennya dalam memberantas segala bentuk aksi premanisme yang meresahkan masyarakat. Melalui operasi terpadu yang digelar selama 24 jam, Kepolisian mengedepankan tiga pendekatan utama: preemtif, preventif, dan represif, guna menciptakan rasa aman di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa operasi ini tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga mengutamakan edukasi dan pengawasan di titik-titik rawan.
“Penanggulangan premanisme dimulai dari langkah preemtif melalui penyuluhan, dialog, dan pembinaan hukum kepada masyarakat. Selanjutnya langkah preventif dilakukan lewat patroli rutin dan penjagaan. Bila masih ditemukan pelanggaran, maka penindakan hukum dilakukan secara tegas,” ujar Ade Ary, Kamis malam (8/5/2025).
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto telah memberikan instruksi langsung kepada seluruh Kapolres dan jajaran agar menjadikan pemberantasan premanisme sebagai prioritas utama.
“Kapolda menekankan bahwa kehadiran polisi harus benar-benar dirasakan masyarakat. Tidak boleh ada ruang untuk aksi premanisme,” tambahnya.
Operasi ini menyasar lokasi-lokasi rawan seperti pasar, terminal, pelabuhan, stasiun, lahan parkir liar, hingga kawasan permukiman yang kerap menjadi keluhan masyarakat.
“Kami hadir 24 jam di lapangan. Jika masyarakat menemukan pungli, pemalakan, intimidasi, atau pemaksaan dalam bentuk apapun, segera laporkan melalui layanan 110. Kami siap menindaklanjuti,” tegas Ade Ary.
Imbauan Kamtibmas dari Polda Metro Jaya:
- Hindari memberikan uang kepada pihak yang mengaku juru parkir liar atau oknum tidak resmi.
- Segera laporkan segala bentuk intimidasi, pemalakan, atau gangguan keamanan lainnya.
- Bangun sinergi dengan aparat kepolisian dan Bhabinkamtibmas di wilayah masing-masing.
- Gunakan jalur resmi untuk melapor, baik melalui call center 110, aplikasi, maupun mendatangi kantor polisi.
Ade Ary mengajak masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan tetap mempercayakan penanganan keamanan kepada aparat.
“Premanisme adalah musuh bersama. Dengan kerja sama dan keberanian untuk melapor, kami yakin kondisi kamtibmas akan tetap aman dan kondusif,” pungkasnya.