GANTARITV.COM JAKARTA – 23 Juli 2024 – Nama Inspektur Dua Adi Sanata Putra, lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2004, dikenang sebagai salah satu sosok yang rela berkorban dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Ia gugur saat berusaha menyelamatkan banyak warga ketika Tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004.
Kisah kepahlawanan Adi Sanata diabadikan di Museum Akpol, lengkap dengan kronologi peristiwa saat ia mengorbankan dirinya. Seragam terakhir yang ia kenakan juga dipajang sebagai bentuk penghormatan atas pengabdiannya.
Menurut catatan di Museum Akpol, Ipda Adi Sanata sebenarnya sudah mendapatkan penempatan di Polda Lampung. Dia mengambil cuti dan pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Kuta Alam, Aceh pada 16 Desember 2004, dan baru akan memulai tugas barunya setelah 4 Januari 2005.
Namun, ketika gempa dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004, Ipda Adi Sanata langsung melaksanakan tugas kemanusiaannya. Tanpa memikirkan keselamatan dirinya, ia memberikan pertolongan dari ancaman reruntuhan bangunan akibat gempa yang dahsyat. Ia mengambil kendali dan memimpin warga untuk menghindar dari kemungkinan cedera yang fatal.
Adi Sanata mengumpulkan masyarakat ke lapangan sekitar dan menjemput warga yang masih ada di dalam rumah. Ia juga berkeliling mengecek lingkungan dan sempat kembali ke rumah untuk memakai seragam selam dan helm arung jeram saat mengecek keadaan di pinggir laut.
Di tepi pantai, Ipda Adi Sanata melihat gelombang air laut yang besar menuju ke arah pesisir. Ia langsung bergegas ke lapangan tempat warga berkumpul dan meminta mereka mencari tempat yang lebih tinggi. Saat air mulai datang, Adi sempat menggendong seorang anak untuk dibawa ke tempat aman.
Saat terjadi gelombang tsunami, Ipda Adi Sanata dihantam oleh gelombang dan masih sempat membantu menaikkan anak-anak ke atas perahu serta mengulurkan tali kepada warga yang hanyut. Ia juga menempatkan batangan kayu besar yang hanyut untuk dijadikan pelampung bagi warga di tengah gelombang air.
Namun, di tengah kemelut dan arus deras tsunami, sosok Ipda Adi Sanata perlahan hilang, terbawa arus. Pada tanggal 2 Januari 2005, jasadnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan luka robek di kepala sebelah kanan, tidak jauh dari tempat tinggalnya. Jenazahnya baru dapat dievakuasi pada tanggal 3 Januari 2005 karena sulitnya medan.
Ipda Adi Sanata Putra merupakan laki-laki kelahiran Sabang, 15 Agustus 1983. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan A. Jenata dan Aisyah. Kepahlawanan Adi Sanata akan selalu dikenang sebagai contoh pengabdian dan kerelaan berkorban demi keselamatan orang lain.