JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperkuat kontribusi nyata terhadap program strategis nasional dengan membentuk Gugus Tugas Kedaulatan Pangan TNI. Gugus tugas ini bertugas mempercepat, mengawasi, dan mendampingi program ketahanan pangan secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.
Pembentukan gugus tugas ini merupakan bentuk komitmen TNI dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, khususnya Pasal 7 ayat (2) huruf b angka 9, yaitu membantu tugas pemerintahan di daerah, salah satunya menciptakan kedaulatan pangan nasional.
Gugus tugas ini melibatkan satuan kewilayahan TNI AD, unsur TNI AL di wilayah pesisir, serta unsur TNI AU untuk dukungan logistik dan distribusi udara ke wilayah terpencil. Mereka bertugas mempercepat implementasi program ketahanan pangan dan penguatan infrastruktur pertanian secara terpadu, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan daerah rawan krisis.
Program utama Gugus Tugas Kedaulatan Pangan TNI meliputi:
- Pembukaan dan pendampingan lahan pertanian produktif.
- Pembangunan embung, sumur bor, serta pengawasan dan pengendalian saluran irigasi pertanian.
- Pelatihan dan pendampingan petani dan pemuda desa melalui Babinsa.
- Kolaborasi dengan kementerian, pemerintah daerah, BUMN, dan swasta.
- Stabilitas harga gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan perlindungan petani pascapanen.
- Dukungan terhadap distribusi dan ketersediaan pupuk secara tepat sasaran.
Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa Gugus Tugas Kedaulatan Pangan bekerja dengan pendekatan teritorial berbasis desa dan wilayah. “Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Melalui kekuatan teritorial, TNI hadir bukan hanya sebagai penjaga, tetapi juga sebagai penggerak kemandirian pangan dari tingkat desa hingga nasional,” ujarnya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (23/7/2025).
Kapuspen TNI juga menegaskan bahwa tantangan pangan saat ini bukan lagi isu sektoral, melainkan isu strategis yang membutuhkan keterlibatan semua komponen bangsa. “TNI memandang pangan sebagai bagian dari pertahanan. Karena itu, kami tidak hanya menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga memastikan lumbung pangan rakyat tetap terjaga dan berdaya saing,” tegasnya.
Gugus Tugas ini juga berperan dalam mitigasi bencana krisis pangan musiman dengan merespons cepat wilayah terdampak serta mengaktifkan dapur lapangan dan logistik TNI bila diperlukan.
Dengan semangat gotong royong dan sinergi nasional, TNI melalui Gugus Tugas Kedaulatan Pangan bertekad membangun ketahanan bangsa dari desa, memperkuat kemandirian pangan nasional, dan mewujudkan Indonesia yang tangguh menghadapi tantangan global.