GANTARITV.COM Semarang — Seleksi Terpusat Akademi Kader Bangsa (AKB), program dari Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI), angkatan pertama, resmi digelar selama lima hari (8–12 April 2025) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Seleksi ini tak hanya menilai kecerdasan akademik, kekuatan fisik, dan ketahanan mental 350 calon siswa (casis), tapi juga menyoroti peran krusial dan cinta luar biasa dari orang tua dalam mendukung masa depan anak-anak mereka.
“Haru. Hampir semua orang tua pulang dari wawancara akhir Akademi Kader Bangsa berpegangan tangan. Semuanya 100% mendukung anaknya. Semuanya berkorban. Kami melihat bahwa pendidikan unggul lahir dari gotong royong keluarga dan institusi,” ungkap Dirgayuza Setiawan, Ketua Dewan Pembina YPKBI sekaligus lulusan Oxford University.
Dirgayuza menyampaikan bahwa momen paling menyentuh selama proses seleksi adalah saat para orang tua menunjukkan keyakinan dan perjuangan mereka untuk mendukung anak-anaknya mengikuti proses seleksi hingga akhir. AKB pun menegaskan bahwa kesuksesan seorang anak tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan penuh orang tua.
“92% siswa boarding school yang sukses secara akademik berasal dari keluarga dengan keterlibatan orang tua tinggi,” jelas Prof. Dr. Dedi Prasetyo, Irwasum Polri dan Guru Besar UNISSULA, merujuk pada riset TABS (AS, 2024), ISC Research (Inggris, 2023), dan NTU Singapura (2022).
Menurut Dedi, dukungan emosional dari orang tua terbukti mampu meningkatkan tingkat kelulusan siswa sebesar 30%, serta meningkatkan ketahanan mental hingga 25%—indikator penting dalam model pendidikan berasrama.
“Kami ingin memastikan bahwa siswa yang kami terima, tidak hanya siap secara akademik, tapi juga memiliki fondasi emosional yang kuat dari keluarga. Wawancara keluarga menjadi jantung seleksi kami,” tambah Dedi.
M. Zaky Ramadhan, Ketua YPKBI, menjelaskan bahwa wawancara keluarga dilakukan secara intensif dengan durasi 30–45 menit, oleh tim pewawancara multidisiplin yang terdiri dari praktisi pendidikan, psikolog, dan pengurus jaringan AKB.
“Kami menilai keselarasan visi pendidikan keluarga, kesiapan mendukung sistem boarding, serta pemahaman tentang pendidikan holistik. Ini adalah bagian strategis untuk memastikan keberhasilan jangka panjang siswa,” ujar Zaky.
Devie Rahmawati, Wakil Ketua YPKBI, menegaskan bahwa berdasarkan studi dari Harvard Graduate School of Education dan University of Bath, keterlibatan keluarga sejak proses seleksi berdampak signifikan:
- Tingkat retensi siswa naik 32%
- Kemampuan adaptasi meningkat 25%
- Prestasi akademik naik 15%
- Ketahanan mental saat transisi jauh lebih kuat
“Gen Z tidak bisa dilepaskan dari keluarga. Orang tua bukan sekadar pendukung, tapi pilar utama keberhasilan siswa dalam sistem pendidikan masa depan,” tutup Devie.