KOTA BEKASI – Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, Polres Metro Bekasi Kota melaksanakan patroli skala besar gabungan sebagai bagian dari Operasi Berantas Jaya 2025. Operasi ini menyasar seluruh bentuk aksi premanisme, mulai dari individu hingga kelompok, termasuk debt collector ilegal, tawuran, pemalakan, dan kejahatan jalanan lainnya.
Patroli Gabungan Dimulai dengan Apel Kesiapan
Kegiatan diawali dengan apel kesiapan pasukan di Mapolres Metro Bekasi Kota, dipimpin langsung oleh Kabag Ops Kompol Agus. Sebanyak 138 personel gabungan dikerahkan, terdiri dari anggota Polri (Reskrim, Samapta, Intelkam, Polsek jajaran), TNI, dan Satpol PP.
Rute dan Hasil Patroli
Patroli menyusuri sejumlah titik rawan dan pusat keramaian, meliputi:
- Jl. Jendral Ahmad Yani
- TL RS Bella
- Jl. K.H. Agus Salim
- Jl. I.R. Juanda
- Jl. Chairil Anwar
Dari hasil patroli, petugas berhasil mengamankan sejumlah atribut ormas yang dipasang tanpa izin, yakni:
- 4 spanduk ormas GIBAS
- 20 bendera GIBAS
- 12 bendera ormas FBR
- 3 bendera ormas Madas Nusantara
Atribut-atribut tersebut langsung ditertibkan oleh petugas sebagai bagian dari upaya menjaga estetika kota dan mencegah potensi konflik horizontal.
Operasi Serentak Hingga 23 Mei 2025
Operasi Berantas Jaya 2025 dilaksanakan selama 15 hari ke depan, mulai 9–23 Mei 2025, dan digelar serentak di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Kabag Ops: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Premanisme
Kabag Ops Kompol Agus menegaskan bahwa negara harus hadir menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Operasi ini menargetkan segala bentuk aksi premanisme, termasuk begal, curanmor, tawuran, debt collector ilegal, hingga ormas yang bertindak di luar aturan hukum,” tegasnya.
Kegiatan ini juga didukung dengan pendekatan preventif, edukatif, serta penegakan hukum. Selain patroli, imbauan kepada masyarakat juga dilakukan melalui media sosial, baliho, dan spanduk di titik-titik strategis.
“Kami ingin menciptakan efek jera dan memastikan Kota Bekasi sebagai ruang publik yang aman, nyaman, dan bebas dari intimidasi,” tutup Kompol Agus.